Friday, July 9, 2010

Cara Lulus Psikotest dan Sebuah Ironi


ANDA paham tentang fenomena yang terjadi saat menjelang penerimaan CPNS di propinsi yang kita cintai, Kalimantan Selatan. Para orang tua yang memiliki anak lulusan SMA, lulusan Sarjana bahkan lulusan Sarjana plus program profesi, yang bergengsi sekalipun. Meraka sibuk mempersiapkan anak-anak tercintanya untuk bisa lulus tes CPNS. Belum dianggap sukses kerja jika belum PNS.

Orangtua yang ‘sedikit cerdas’ mereka merelakan kehormatannya melobi alias KKN pada para pemegang kebijakan terkait eksekutor penerimaan CPNS. Asal tahu saja sejak tahun 2005 kemarin Tes CPNS sudah mulai terpusat di Jakarta. Apa lagi untuk tahun 2007 ini digelar pendaftaran pada pekan ketiga bulan Oktober, dan formasinya minimal lulusan D III.

Sebelum tahun 2005, terlalu banyak jika disebutkan mengenai pelanggaran moral terkait penerimaan makhluk yang namanya PNS ini. Terang saja, sebutlah ‘si A’ sidin lulus tes CPNS kan karena orang tuanya berduit. Lagi pula sidin dekat dengan psikolog Anu, ya..pantes sajalah. Kata beberapa tetangga saya yang kebetulan ikut bersaing memperebutkan posisi yang disebut-sebut sebagai kerjaan bergengsi bagi sebagian besar orang di Banua kita ini.

Berbagi pengalaman saja, mudah-mudahan tidak ada yang tersinggung. Begini lho, masyarakat kita ini banyak yang minder atau tidak pede, bermental ‘memble’. Sering sekali saya temui, beberapa hari menjelang pengumuman penerimaan pegawai atau karyawan perusahaan apapun, yang kebetulan menggunakan jasa psikotes kami, telepon kantor hampir setiap jam berdering yang intinya minta dibantu agar diluluskan dalam tes psikologi pada perusahaan tertentu. Ya diterima lah sebagai karyawan perusahaan idamannya, tentu saja mereka memberi imbalan yang sepantasnya. Lha ini lah yang saya sebut sebagai calon ‘pejabat tidak bermoral’.Kalau psikolognya seorang yang mentalnya sama, ya terjadilah apa yang disebut sebagai praktek penipuan sesama penjahat. Ha..ha..ha.. iya kan? Lain halnya jika psikolognya itu orang yang bermoral, tentu yang terjadi sebaliknya.

Bagi orang yang berprofesi Psikolog, yang mempunyai pandangan religius normal, tentu saja akan berusaha menolaknya, ya walaupun harus ambil resiko mundur dari lembaga yang padanya ia mencari keberkahan dari sesuap nasi. Toh rejeki itu dari ALLAH SWT, bukan dari lembaga atau makhluk yang disebut sebagai ‘jalma manungsa’ yang lemah.
Itulah saudaraku se-Banua, masyarakat kita sedang sakit. Seharusnya kita yang tahu solusinya, janganlah menjadi penyebab yang memperparah ke-kronis-an sakit ini. Jadilah pejabat eksekutor yang adil dan arif sehingga Banua kita ini sejahtera. Jadilah seorang eksekutor yang berpijak pada nilai kebenaran dan keadilan.Tahu penyakitnya, tahu cara penyembuhannya, tahu terapinya, tahu cara pencegahannya, dan juga tahu memprediksinya, ee..kok malah berperan sebagai orang yang berlagak sok tidak tahu. Apa bedanya dengan seorang penjahat. Ini lebih ngeri lagi, pejabatnya penjahat. Ngeri kan?
Baiklah saudara, sekarang saya beritahukan bahwa PNS atau CPNS atau Karyawan disebuah perusahaan ternama bukanlah segala-galanya, kalau cara mendapatkannya dengan prakter penjahat. Tetapi segala-galanya nilai dari sebuah pekerjaan adalah dimulai dari praktek yang baik dan benar dalam menggapai sebuah cita-cita. Mulailah dari diri sendiri dengan jujur, dengan kemampuan sendiri, kenali diri sendiri secara paripurna.
Anda mau lulus tes psikologi, gampang aja saudara. Tidak perlu susah-susah nyogok sana-sini, baca buku prediksi tes sana-sini. Cukup dengan datang ke tempat tes tepat waktu, duduk sesuai nomer urut tes, berdoa, dengarkan instruksi Sang Tester, tanyakan hal-hal yang memang perlu ditanyakan dan memang anda perlu penjelasan lebih lanjut. Jawablah dengan apa adanya sesuai instruksi dan keadaan diri anda saat ini yang sebenarnya.
Yang pasti, jadikan Anda sebagai bintang pada setiap sesi tes. Tapi ingat bintang yang bersinar karena keunggulan budi pekerti, tentunya. Bukan bintang pelopor curi start ataupun keributan bahkan kekacauan.
Coba anda baca sharing dari saya mengenai persiapan lulus psikotes dengan gampang. Setelah itu anda resapi, renungkan sedalam-dalamnya, atau ‘waqfah’ yakni berhenti sejenak untuk memahami dan meresapi serta mengevaluasi persiapan yang telah dilakukan. Barulah anda action, berjuang, bermujahadah untuk menjawab setiap aitem soal secara sadar. Ingat secara sadar dan sadar.
Sadar disini adalah bahwa anda mengikuti psikotes ini memang kemauan sendiri, tahu bentuk kerjaannya nanti mengenai job description atau uraian tugas dan posisi apa yang akan dipegang. Paham resiko yang akan ditanggung setelah diterima kerja, atau dengan kata lain sampeyan mengerti tentang konsekuensi kedepannya jika diterima atau tidaknya.
Sharing dari saya hanya berlaku agar lulus tes psikologi bukan tes akademik, bukan juga tes praktikum. Pertama, Istirahat yang sangat cukup artinya selalu luangkan waktu untuk enjoy karena istirahat tidak selalu harus dengan tidur. Menikmati suasana hati yang tenang dengan merasakan hangatnya secangkir teh bikinan sendiri sambil melihat keagungan Allah SWT melalui rintik air hujan yang sedang turun, itu juga merupakan istirahat.
Kedua, karena ini tes kejiwaan tentu saja anda harus persiapan mental. Apa yang harus dilakukan, siapkan diri anda untuk bersikap sebagai diri sendiri yang berwibawa. Menyiapkan diri menghadapi situasi tes, yaitu sebagai peserta tes yang mendengarkan dan melaksanakan semua instruksi dan perintah tester atau psikolog pengetes.
Ingat, menyiapkan mental sebelum berjuang sangat urgen. Siap sebelum berjuang adalah merupakan separo kemenangan. Setengahnya ya ambil saat tes berlangsung. Jelas tidak sama antara orang yang siap dengan orang yang belum atau tidak siap mental dalam menghadapi medan perjuangan.
Nah ini yang ketiga, penting untuk anda. Situasi saat hari H. Saat menghadapi psikotes. Datanglah beberapa menit sebelum waktu tes dimulai. Gunanya untuk ma’rifatul medan -pengenalan ruang- dimana anda berada, diposisi mana anda duduk, bagaimana situasi lingkungan tes, nyamankah kursi anda, siapa psikolognya, dimana ruang toiletnya serta yang lainnya. Yang jelas terkait dengan lingkungan tes.
Tester mulai membuka sesi, anda dengarkan baik-baik. Bertanyalah saat diminta bertanya, kalau memang anda perlu penjelasan. Jangan sekali-kali sampeyan bertanya pada saat pengerjaan aiten psikotes sedang berlangsung. Hal ini akan memberikan nilai minus bagi anda. Kenapa? tentu anda sudah tahu jawabannya. Bertanyalah pada tempatnya. Titik.
Selanjutnya, jawablah pertanyaan sesuai perintah dan instruksi dari tester. Mulailah saat diminta mengerjakan, artinya jangan curi start. Berhentilah mengerjakan jika waktu telah habis, biasanya tester mengatakan “waktu telah habis, letakkan alat tulis anda, sekarang!” maka tiada tindakan lain yang pantas dilakukan oleh seorang bintang psikotes selain meletakkan alat tulis dan berhenti mengerjakan.
Kerjakan semua sesi tes dengan penuh semangat dan tanggung jawab serta penuh dengan kejujuran. Jadilah sampeyan bintang psikotes. Pelihatkan diri anda yang terbaik. Kalau sampeyan curi start atau menambah waktu setelah jatah waktu habis, saya pastikan anda akan ketahuan. Bukan karena psikolognya tukang ramal tetapi memang demikian adanya. Saya berpengalaman akan hal ini, pasti ketahuan sekali lagi ketahuan. Jawaban anda tidak akan konsisten.
Untuk mengungkap kepribadian seseorang melalui psikotes, psikolog tidak hanya menggunakan satu alat prediksi. Saya beritahu ya. Mereka akan meng-cross cheque-kan pada alat pengungkap yang lain. Minimal tiga alat ungkap. Jadi, tak ada gunanya sama sekali bagi sampeyan yang mencuri start atau menambah jatah waktu yang seharusnya. Anda akan gugur.
Kerjakan sendiri, jangan menyontek jawaban teman sebelah anda. Kepribadian sampeyan akan terkontaminasi dengan pribadi orang yang anda contek. You are you, ok !? Dari psikotes itu, psikolog mencitrakan diri anda apa adanya sesuai dengan jawaban dan sikap anda saat ini pada saat pelaksanaan psikotes. Jadi tampilkan diri anda sesungguhnya dan sejujurnya. Tidak usah dibuat-buat.
Psikotes adalah proses memprediksi personal pada saat ini dan akan di-matching-kan atau dicocokkan dengan bentuk tugas atau job deskripsi yang akan dilakukan oleh person tadi pada pekerjaan tertentu. Artinya semua peserta tes itu pasti lulus psikotes, tetapi cocok tidaknya dengan jenis pekerjaan itulah yang menentukan diterima tidaknya pada posisi tertentu.
Jangan berkecil hati bagi anda yang tidak diterima pada pekerjaan tertentu dari hasil psikotes. Karena saya yakin anda pasti diterima pada tugas pekerjaan yang sesuai dengan kondisi pribadi anda. Ingat tulisan saya sebelumnya, khan? Anda akan stress dan frustasi pada pekerjaan yang tidak sesuai dengan kondisi kepribadian anda sesungguhnya.
Psikotes penerimaan pegawai bukanlah mencari salah atau benar, baik atau buruk, cerdas atau cerdas sekali, tetapi psikotes adalah proses memprediksi diri anda sesuai atau tidak sesuai pada posisi jabatan tertentu. Tentu saja dengan acuan job discription and job specification. Bukan acuan sogokan. Bukan acuan kekeluargaan. Juga bukan acuan asal-asalan. Yang intinya bukan mengacu pada prinsip Kolusi Korupsi dan Nepotisme alias KKN.
Berdoalah selalu setiap kali anda mengerjakan kebaikan. Menorehkan sejarah peradaban manusia yang baik tentu saja dimulai dari proses input yang baik pula. Oleh karena itu jadikan diri kita sang Mujaddid – pembaharu- dalam peradaban manusia yang saat ini sangat diperlukan pembaharuan. Semoga berhasil.


sumber: http://irsanfinazli.wordpress.com/2007/09/20/cara-lulus-psikotes/

0 komentar: