Wednesday, May 26, 2010

Jejaring Indonesia Di Beli Yahoo

JAKARTA - Siapa bilang aplikasi buatan asli Indonesia tidak bisa bersaing dengan produk buatan luar negeri, khususnya Amerika Serikat. Dan Koprol.com, sebuah layanan jejaring sosial asli Indonesia membuktikannya! Layanan jejaring sosial berbasis Global Postioning System (GPS), mirip seperti Foursquare, secara resmi dibeli oleh Yahoo yang berbasis di negeri Paman Sam. "Di masa depan orang akan semakin bergantung pada perangkat handset untuk berkomunikasi dan mengakses internet. Hal ini terjadi terutama terjadi di pasar negara berkembang di mana kami memperkenalkan Yahoo," kata Yvonne Chang, VP & Managing Director Yahoo Asia Tenggara, saat konferensi pers, di FX Cone, Jakarta, Selasa (25/5/2010). Ditambahkan olehnya, Koprol memungkinkan orang untuk terhubung dan berbagi foto, serta berbagi ulasan dan informasi tambahan tentang lokasi secara real-time dengan hanya menggunakan browser di ponsel mereka. "Koprol ini dirancang secara unik untuk ponsel dan dalam waktu setahun telah membangun basis pengguna yang kuat. Akuisisi Yahoo sebagai perusahan dan teknologi skala global, dapat mempercepat pertumbuhan di Indonesia serta memperkenalkan layanan untuk pasar-pasar baru lainnya," tambah Chang. Untuk saat ini, aplikasi Koprol segera dapat diakses dalam halaman Yahoo mobile Indonesia. Tapi tidak menutup kemungkinan, Yahoo akan memperkenalkanya di halaman depan Yahoo Internasional. Sayangnya, Chang enggan membeberkan lebih jauh berapa nilai akuisisi yang diberikan Koprol agar menjadi satu bagian dari perusahan Yahoo.

sumber:http://techno.okezone.com/read/2010/05/25/55/336164/yahoo-beli-jejaring-sosial-made-in-indonesia

Manusia Tertua Di Tuban



Nenek berusia lebih dari 165 tahun ditemukan petugas sensus penduduk saat melakukan pendataan di Dusun Guyangan, Desa Tanggulangin, Kecamatan Montong, Tuban.
Nenek yang umurnya membuat banyak orang menggelengkan kepala itu bernama Dasiyem. Saat didata oleh tim sensus penduduk Kabupaten Tuban, ia diyakini sebagai warga tertua di Kota Tuak.
Data yang dihimpun beritajatim.com di lapangan, Senin (25/5/2010) menyebutkan, jika wanita dengan usia diperkirakan 1,5 abad itu saat didata tidak ada sama sekali yang menyebutkan kapan tanggal dan tahun kelahiran Dasiyem.
Hanya cerita darinya dan dari pihak keluarga yang dijadikan dasar pencatatan petugas sensus penduduk saat melakukan pendataan di Dusun Guyangan. Salah seorang petugas pencatat sensus penduduk, Suhartanto mengatakan, jika warga paling tua adalah Dasiyem. Dia diperkirakan sudah berusia lebih dari 165 tahun. “Kami memperkirakannya seperti itu. Dari hasil keterangan sejumlah keluarga, maupun cerita yang bersangkutan,” katanya.
Saat petugas mendatangi Desa Tanggulangin, di rumah sederhana tempat tinggal Dasiyem petugas mencatat kalau ia tinggal bersama keluarganya yang lain. Semisal Rasmidi (35) dan Kuntini (26) yang tak lain adalah anak buyutnya. Dan Kuntini sendiri saat ini sudah memiliki 2 orang anak hasil perkawinanya dengan Rasmidi.
Dari pernikahanya dengan Samidi, wanita 1,5 abad yang pendengaranya mulai berkurang tersebut memiliki 6 orang anak. “Namun, hanya dua yang masih hidup dan namanya diingat olehnya,” tambahnya.
Yakni Ruminah (85) dan Dami (80), ia adalah dua dari enam anaknya. Dari anaknya itu, Dasiyem memiliki dua orang cucu, enam orang buyut serta tujuh orang canggah. “Kebanyakan yang seusia dengan saya sudah meninggal. Tinggal saya saja yang masih hidup. Bahkan anak dan cucu saya saja sudah banyak yang meninggal,” terangnya dengan suara terbata-bata dan pelan.
Dari sekilas, kondisi Dasiyem tampak sehat layaknya wanita tua berusia 60 tahun-an. Bahkan, beberapa keluarga mengaku bahwa selama berpuluh-puluh tahun tinggal bersama, penyakit paling parah yang diderita Dasiyem hanya capek dan pegel linu saja. “Anehnya, ketika tanggal muda wajahnya nampak sumringah seperti orang yang masih muda,” jelas salah seorang cucunya.
Dan saat tanggal tua, iapun terlihat kusut serta setiap hari mengeluh pengal-pegal. “Yang jelas, prediksi kami juga seperti itu. Ia sudah berumur sekitar 165 tahun dan itu bisa ditanyakan oleh orang-orang tua disini,” tambah Kuntini, disela-sela mendampingi nenek buyutnya.
sumber: http://beritajatim.com